Selasa, 25 Januari 2011

PROFIL PEMBICARA


SUHADI FADJARAY. Mungkin belum banyak dari kita yang mengenal nama itu. Namun kiprahnya sebagai pembicara, terutama dalam bidang pendidikan, sudah malang melintang. Sejak tahun 2000, Bapak 2 anak asal Jombang, Jawa Timur ini sudah bergabung sebagai ketua forum pendidikan Metropolis Surabaya. Pada tahun 2002 hingga sekarang, beliau pernah dan masih aktif sebagai trainer dan konsultan pendidikan di sejumlah sekolah di Surabaya (Jawa Timur), Trainer dalam bidang peningkatan skill study (Quantum Learning, Speed Reading, Public Speaking, Management Conflict, Journalistic, Thinking Skill di sejumlah Unit Kegiatan Mahasiswa Universitas Airlangga (Unair) and Institut Teknologi Surabaya (ITS)), dan sebagai Trainer di Konsorsium Pendidikan Islam (KPI) Surabaya. Selain itu beliau juga merupakan Instuktur dan konsultan pada Paradisso Parenting School, Konsultan pendidikan pada sejumlah sekolah bertaraf internasional di Indonesia, serta Eksekutif Direktur Islamic School International Network.

Prestasinya saat ini tak lepas dari pengalaman masa kecilnya yang kurang menyenangkan. Tubuh sangat mungilnya saat ia masih kecil membuat ia menjadi anak yang kurang diperhitungkan baik oleh orang tua maupun guru-gurunya. Predikat “Suhadi Tidak pintar, Suhadi Anak Bawang” yang melekat pada dirinya sejak di bangku Sekolah Dasar di Jombang, tidak membuat pria yang pada 24 Maret nanti genap berusia 40 tahun ini, berkecil hati. Ia ingin melepaskan diri dari belenggu predikat itu dan mendapatkan perhatian dari orang-orang disekelilingnya. Dan pada Bulan Agustus saat dirinya berada di bangku Sekolah Menengah Atas-lah, semuanya dimulai. Berawal dari keingginannya untuk menguji nyalinya ia mengikuti lomba mengangkap belut pada perayaan Hari Kemerdekaan RI itu. Dan tak sia-sia perjuangannya, ia menggondol juara 1 dan membawa pulang pialanya. Pasca peristiwa tersebut, rasa optimisme dan mental juara muncul dalam diri Suhadi muda. Ia yakin bahwa Ia memiliki potensi yang melebihi kawan-kawannya meskipun hanya sekedar juara menangkap belut tingkat desa.

Semasa kuliah di IKIP Surabaya (sekarang UNESA) Ia kemudian aktif di berbagai unit kegiatan mahasiswa. Aktif sebagai pembicara di berbagai seminar kemahasiswaan, penulis artikel koran, aktivis senat mahasiswa, dan pegiat teater kampus. Tidak cukup itu, Ia kemudian merintis karier bidang pendidikan sejak mahasiswa semester 6 sebagai tutor Lembaga Bimbingan Belajar terkemuka. Selanjutnya, secara berturut-turut ia menjadi staff ahli bahasa (copy editor) Jawa Pos News Network (JPNN), mengelola pengembangan kurikulum Sekolah Unggulan (boarding school), mengelola pembelajaran dengan kurikulum nasional dan internasional (Victorian Certificate of Education dan International Baccalaureate Organization).

Sebagai informasi tambahan, Suhadi merupakan pemegang sertifikat pendidikan internasioanal oleh International Baccalaureate Organization:
1. IB Middle Years Programme that conducted by Sharon Thompson and approved by Ms Li Bin (MYP Regional Manager IB Asia Pasific Region)
2. Middle Years Programme Introductory Training for MYP LANGUAGE B that conducted by Ms Timi Adiyanti (IBO approved workshop leader)
3. IB Middle Year Programme SUBJECT SPESIFIC WORKSHOP that conducted by Mr Patrick Ritter (IBO approved workshop leader)
4. IB Diploma Programme for Language A 1 Workshop that conducted by Said Halim and approved by Judith Guy (Regional Director IB Asia Pacific)
5. Character First for Education that conducted by Character Training Institute

Berpengalaman sebagai master trainer untuk pelatihan siswa/mahasiswa, guru/tutor, orang tua, dan management sekolah, kini ia fokus mengelola dunia training and consulting di Trans Consulting INDONESIA di bawah naungan Indoglobal Group dan Islamic School International Network (ISI Network).

Komitmennya untuk memajukan pendidikan Indonesia bermula saat ia bekerja sebagai Indonesian Faculty Coordinator High School di sekolah Internasional Ciputra di Surabaya kejomplangan yang luar biasa dengan daerah sekitar yang miskin yang ketika berangkat ke sekolah harus berjalan melewati sawah yang becek dan jarang memakai sepatu. Dari situ ia merasa terharu dan memutuskan untuk keluar dari Ciputra dan ingin membesarkan sekolah-sekolah miskin itu.

Suhadi kini tinggal di kota Pahlawan, Surabaya bersama istri dan kedua anaknya. Selain concern di dunia pendidikan, sebagai mantan aktivis mahasiswa, tidak lupa ia melupakan urusan kemasyarakatan. Banyak kontribusi yang Suhadi perankan selama menjadi takmir masjid di lingkungannya. **

2 komentar:

  1. Saya tertarik sekali. Mohon info alamat (atau email) serta nomor telepon/hp Bpk.Suhadi Fadjaray. Terimakasih

    Bambang Sugiarto (bsugiarto1952@gmail.com)

    BalasHapus
  2. Masya Allah..beliau bagus banget mengena kalau memberikan nasehat pengasuhan .semoga Allah menjaga beliau.

    BalasHapus